
PSSI
sekarang masih telalu bias, samar dan campur aduk keberadaannya.
Malahan belum bisa dikatakan sebagai wadah yang sangat ideal bagi dunia
sepakbola Indonesia. faktanya masih banyak faksi-faksi yang ada di tubuh
PSSI. Yang mana bila keadaan tersebut dibiarkan terlalu lama. Maka, tak
ayal PSSI tak akan pernah bisa solid dan profesional dalam mengurus
sepkabola. Justru yang ada malah perpecahan yang akan terjadi.
Ujung-ujungnya mereka bukannya mendahulukan kepentingan sepakbola
Indonesia secara utuh yang ada malah mendahulukan kepentingan
golongan/kelompok tertentu.
Disisi
lain, Secara keseluruhan Masyarakat Indonesia. Sebagai penikmat dan
pendukung sejati sepakbola Indonesia. Akan merasa semakin miris dan
prihatin melihat kondisi tersebut. Bagaimana tidak, karena sebagian
besar masyarakat merasa memiliki dan memimpikan tatanan PSSI dan
persepakbolaan indonesia yang bagus dan profesional. Layaknya tatanan
sepakbola di Negara maju yang ada dunia. walaupun ada juga sebagian
kecil masyarakat yang tidak merasa risau dan gelisah akan virus
(polemik) yang merasuk dalam tubuh PSSI ini. Namun, setidaknya itu bisa
jadi catatan bagi PSSI saat ini, untuk melakukan perbaikan secara
menyeluruh demi terciptanya PSSI dan sepakbola Indonesia ke depan lebih
baik lagi.
Pemerintah
dalam hal ini, mengambil sikap menengahi antara kedua faksi di tubuh
PSSI yang beberapa tahun ini santer di perbigangkan masyarakat
indonesia. Dan mencoba memberikan solusi alternatif agar kedua faksi ini
bersatu kembali. Karena jika hal itu, yakni dualisme PSSI
(KPSI/PSSI) masih tetap ada. Indonesia akan mendapatkan sanksi dari FIFA
bahkan terancam bisa di coret dari daftar FIFA. Dan ini tentunya sangat
berat bagi pemerintah. Dan setelah mengalami proses yang panjang
akhirnya kedua faksi itu mau duduk bersama dan bersepakat untuk bersatu
kembali. Maka, kemudian digelarlah Konggres Luar Biasa (KLB) PSSI, pada
Tanggal 17 Maret 2013 di Hotel Borobudur Jakarta lalu.
Namun, apa yang terjadi. Kekisruhan dan dualisme
PSSI masih membayangai PSSI hasil KLB kemarin. Walaupun secara resmi
mereka telah melebur mejadi satu. Dan itu akan mempersulit bagi PSSI dan
perkembangan Sepakbola Indonesia jika kondisi tetap sama seperti pra
KLB dulu. Dan bukti yang masih segar adalah saat Indonesia lawan Arab
Saudi kemarin. Praktis, faksi itu masih sangat kentara sekali. Misalnya
dalam hal formasi pemain, yang sempat manjadi sorotan. Tanpa bermaksud
menyudutkan (PSSI) bahwa itu sebuah kesengajaan yang tersistem, ataukah
hanya faktor kebetulan semata. Dan Semoga itu hanya kebetulan saja.
Meskipun ada pihak yang secara tersirat merasa dirugikan.
Kemudian yang jadi pertanyaan dibenak masyarakat Indonesia adalah untuk apa KLB itu digelar jika faktanya faksi itu masih tetap ada? apakah hasil KLB itu benar adanya sebagai solusi?
Dan itu menjadi topik yang hangat dan diperbincangkan di seluruh
penjuru Indonsia. Terlebih pasca kekalahan Indonesia dari Arab Saudi
kemarin. Sebuah tatanan PSSI yang apik dan profesional masih jauh dari
yang diharapkan masyarakat indonesia secara umum. Dan fakta lapangan
mengatakan bahwa PSSI belum secara maksimal menjadi PSSI yang seutuhnya. Ternyata PSSI hasil KLB hanya dalam bentuk semata belum secara substansi adanya.
Dan
Impian masyarakat yang mendambakan sepakbola Indonesia bisa selangkah
lebih maju dan berkualitas pun akhirnya harus tertunda kembali dan
bahkan cenderung pupus jika kondisi dalam PSSI masih seperti itu.
Salam Sepakbola Indonesia
bisa juga di baca disini
Post a Comment
Terima kasih udah mapir dan Jangan lupa coment- nya... thankz!!