Ketua Umum PSSI ke-1 | |||
---|---|---|---|
Informasi pribadi | |||
Lahir | 17 Desember 1898 |
||
Meninggal | 1 Desember 1959 (umur 60) |
Ir. Soeratin Sosrosoegondo (lahir di Yogyakarta, 17 Desember 1898 – meninggal 1 Desember 1959 pada umur 60 tahun) adalah seorang insinyur Indonesia. Ia juga adalah ketua umum PSSI periode 1930-1940. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama.
Keluarga
Soeratin lahir dari kalangan terpelajar. Ayahnya, R. Soesrosoegondo,
guru pada Kweekschool, menulis buku Bausastra Bahasa Jawi. Istrinya,
R.A. Srie Woelan, adik kandung Dr Soetomo, pendiri Budi Utomo.
Pendidikan
Tamat dari Koningen Wilhelmina School di Jakarta, Soeratin belajar di
Sekolah Teknik Tinggi di Hecklenburg, dekat Hamburg, Jerman, pada 1920
dan lulus sebagai insinyur sipil pada 1927.
Karier
Awal karier
Sekembalinya Soeratin dari Eropa pada 1928, ia bergabung dengan
sebuah perusahaan konstruksi terkemuka milik Belanda dan membangun
antara lain jembatan serta gedung di Tegal dan Bandung.
Mendirikan PSSI
Namun, pada waktu bersamaan, Soeratin mulai merintis pendirian sebuah organisasi sepak bola, yang bisa diwujudkan pada 1930. Organisasi boleh dikatakan realisasi konkret dari Sumpah Pemuda 1928. Nasionalisme itu dicoba dikembangkan melalui olahraga, khususnya sepak bola. Seperti halnya ipar Soeratin, Dr Soetomo, yang berkeliling Pulau Jawa
untuk menemui banyak tokoh dalam rangka menekankan pentingnya
pendidikan dan kemudian disusul dengan pendirian Budi Utomo, Soeratin
melakukan pertemuan dengan tokoh sepak bola pribumi di Solo, Yogyakarta, Magelang, Jakarta, dan Bandung.
Pertemuan itu diadakan secara sembunyi untuk menghindari sergapan Intel
Belanda (PID). Pada 19 April 1930, beberapa tokoh dari berbagai kota
berkumpul di Yogyakarta untuk mendirikan PSSI (Persatoean Sepakraga
Seloeroeh Indonesia). Istilah "sepakraga" diganti dengan "sepakbola"
dalam Kongres PSSI di Solo pada 1950. PSSI kemudian melakukan kompetisi
secara rutin sejak 1931, dan ada instruksi lisan yang diberikan kepada
para pengurus, jika bertanding melawan klub Belanda tidak boleh kalah.
Soeratin menjadi ketua umum organisasi ini 11 kali berturut-turut.
Setiap tahun ia terpilih kembali.
Kegiatan mengurus PSSI menyebabkan Soeratin keluar dari perusahaan Belanda dan mendirikan usaha sendiri. Setelah Jepang menjajah Indonesia dan perang kemerdekaan terjadi, kehidupan Soeratin menjadi sangat sulit. Rumahnya diobrak-abrik Belanda. Ia aktif dalam Tentara Keamanan Rakyat dengan pangkat letnan kolonel. Setelah penyerahan kedaulatan, ia menjadi salah seorang pemimpin Djawatan Kereta Api.
Meninggal dunia
Soeratin tua hidup dalam kesulitan ekonomi. Ia meninggal pada tahun 1959
sumber : wikipedia.org
Post a Comment
Terima kasih udah mapir dan Jangan lupa coment- nya... thankz!!