![]() |
Admin/ITALIS YOGI TRISNA(KOMPAS IMAGES) |
Pada beberapa bulan
terkhir ini, publik dan pecinta sepakbola Indonesia telah diguncangkan
dengan gonjang-ganjing skandal kisah cinta segitiga roy suryo, la nyala
dan djohar arifin khusen. Kisah mereka sangat mengundang banyak opini
dan asumsi di masyarakat, khususnya para penikmat bola dan suporter
sejati di seluruh Indonesia. Kisah ini juga sangat booming di
dunia media, baik lokal dan nasional bahkan internasional pun sangat
mengikuti berbagai perkembangan kisah cinta segitiga mereka.
Kisah mereka dimulai
saat Roy Suryo, didaulat sebagai menpora menggantikan Andi Malarangeng
yang mengundurkan diri karena ditetapkan sebagai tersangka kasus
Hambalang. Dengan begitu sebagai menteri yang baru, maka Roy suryo pun
melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Andi
Malarangeng sewaktu masih menjabat sebagai menteri dahulu. Dalam hal ini
melakukan koordinasi dengan para petinggi PSSI dan seluruh jajarannya.
Yang kebetulan pada
waktu masih menjabat sebagai menteri dahulu. Keberadaan PSSI yang ada
sangat memprihatikan, ada dualisme di tubuh PSSI dan disinyalir
menjadikan kondosi PSSI yang sedemikian rupa. PSSI mempunyai dua nahkoda
dan keduanya mempuyai arah dan tujuan masing-masing. Yang pastinya
santa berbeda antara satu dan yang lainnya. Maka sangat sulit sekali,
untuk menetukaan visi-dan misi PSSI secara jelas dan professional.
Dari bebrapa pertemuan dengan kedua pentolan PSSI, Jhohar Arifin (PSSI) dan La Nyala Mataliti (KPSI)
ini, seiring waktu berjalan, dalam hati Roy Suryo pun mulai tumbuh
benih-benih asmara yang tak terelakkan lagi. Namun, berkat kepiawaian
LNM dalam melancarkan rayuan mautnya, akhirnya RS pun lebih memilih LNM
dari pada jah sebagai pilihanya. Roy menilai LNM lebih gesit dan energik
daripada Jhohar yang terkesan simple2 aja meskipun dialah yang
legitimasi secara legal formalnya dalam PSSI sebagai wadah yang sah
sepak bola Indonesia.
Namun, apa motivasi
Roy sehingga dia harus menaruh hati pada LNM. Apakah Roy dijanjikan
porsi lebih ataukah Roy beranggapan hanya LNM yang bisa dijadikan kawan
untuk bias memuluskan kepentingannya. Namun, entahlah masyarakat sudah
terlanjur men-klaim demikian. Tentunya dengan bukti adanya KLB 17 maret
2013 lalu dan semua keputusan KLB disinyalir lebih menguntungkan pihak
LNM dengan KPSI-nya dan itu cukup dijadikan bukti secara mendasar oleh
publik maupun pengamat sepakbola Indonesia.
Dan pada gilirannya
publik semakin dibuat tidak percaya dengan keberadaan PSSI. Mengapa
demikian? Karena PSSI yang secara legal pun tak didukung oleh
Pemerintah. Aneh memeng. Malah condong ke KPSI yang Notabene secara legal formal tidak sah menjadi wadah bagi sepak bola Indonesia.
Aneh, memang tapi
itulah yang sedang terjadi. Entah mau dibawa kemana sepak bola Indonesia
kedepan. Publik harus cermat dalam menyikapi agar spekabola Indonesia
tidak dipolitisir pihak tertentu dan salah arah. Dan ujung2nya sepakbola
Indonesia tidak semakin maju malah semakin redup ditelan jaman. Tanpa
prestasi apapun yang didapatkan.
Salam sepakbola
baca juga disini
Post a Comment
Terima kasih udah mapir dan Jangan lupa coment- nya... thankz!!